Saturday, 22 June 2013

Pengurus Yayasan!, Jangan Ajari Anak Yatim Itu Mengemis

Salam,
Tulisan berikut ini merupakan sedikit ulasan dari kejadian sore tadi
waktu saya mampir ke satu warung makan. Yang disitu seperti halnya
warung makan yang lengkap dengan kursi meja perlengkapan makan serta
nasi berikut lauk juga camilan dagangan warung tentunya. Dari setiap
yang ada dimeja tadi saya melihat satu kotak amal dari suatu yayasan
yang menaungi anak yatim, mungkin ini sudah menjadi pelengkap isi meja
kebanyakan warung dan toko, atau juga bahkan setiap tempat yang sering
disinggahi banyak orang, sudah bukan menjadi sesuatu hal yang tabu
lagi pada masyarakat dewasa ini, saya dan tentunya pembaca sudah pasti
sering menemui hal seperti ini. Ya,, maklum saja, kebanyakan manusia
adalah egois kurang bisa memperhatikan keadaan sekitar, sehingga perlu
disediakan kotak amal pada tempat keramaian. Namun ada satu yang
mengganjal pikiran, yaitu; disamping kotak amal tadi ada satu majalah
tipis dari yayasan tersebut yang sampul bagian belakangnya terdapat
foto dua anak kecil berseragam olahraga kemudian menenteng kotak amal
yang sama persis dengan kotak yang tersedia diwarung makan ini.
Sedikit diam saya mengernyutkan dahi melihat gambar tadi! 'gambar ini
kok terlihat sangat dramatis sekali' kotak amal diatas meja kemudian
ada foto anak kecil yang menenteng kotak amal yang sama, terus terang
saya merasa iba atau mungkin bagi sebagian orang apabila menemui
peristiwa seperti ini juga merasakan hal yang sama. Entah karena suatu
pencitraan agar orang yang melihat menjadi tersentuh hatinya kemudian
mengisi kotak amal atau yang gambar demikian tadi bertujuan untuk
mengingatkan orang lain bahwa ada generasi yang harus dan layak
menerima suatu derma, saya kurang tahu. Yang menurut normal saya, hal
demikian itu kurang etis! Bagaimana tidak? Coba buat perbandingan,
sama-sama kotak amal,
1. jika satu kotak amal kemudian ditempeli dengan foto/gambar yang
berdrama menyedihkan menenteng kotak amal atau anak kecil yang kurus
kerontang, dibanding dengan
2. Satu kotak amal tadi juga ada majalah bacaan buah karya tulis anak
yayasan atau foto kegiatan kreatif anak-anak, ya,, walaupun
sederhananya kegiatan budidaya ikan, yang sedikit banyak anak-anak
tadi belajar berwirausaha kecil-kecilan?,,
Daripada perbandingan pertama yang nyata-nyata menodong rasa iba
orang lain untuk memberi sedekah! Entah karena rasa saling tolong
menolong atau karena pencitraan gambar yang tepat. Bukankah yang kedua
itu lebih baik, sehingga muncul ungkapan; "ohh,,, ternyata tidak
sia-sia ya, uang yang didermakan untuk anak-anak itu,," "ohh,,,
yayasan itu selain menampung donatur ternyata juga mendidik anak-anak
untuk mandiri ya,,," sangat bagus sekali itu...
Apakah yang kedua ini kurang lebih santun??,,
Saya pernah mempunyai teman yang tinggal di satu yayasan sederhana,
kegiatan yayasan juga baik, belajar, mengaji, bakti sosial, sekolah,
makanan terjamin dan lain sebagainya. Kemudian ada tugas giliran
bulalan rutin mengunjungi beberapa rumah orang mampu atau donatur
untuk mengisi data penyumbang berikut mengambil sejumlah uang yang
disumbangkan dicatat kemudian disampaikan kepada pengurus. Yang pada
prakteknya ternyata anak-anak tadi juga berbohong mengenai uang yang
diterima dari donatur atau sering kali anak-anak ini mengambil
beberapa lembar uang dari donatur untuk sakunya sendiri, bagaimana
tidak terbuka sangat lebar peluang belajar korupsinya apabila kegiatan
rutinnya seperti ini? Yang nyata-nyata kesempatan ada didepan mata.
Beda lagi apabila para donatur memberikan langsung kepada pengurus
(yang amanah) untuk kemudian dikelola dengan membuat suatu usaha
kecil-kecilan sebagai satu kegiatan bekerja membuat usaha sekaligus
media belajar agar bisa mandiri kelak! Apakah yang seperti ini kurang
lebih baik daripada anak-anak disuruh menenteng kotak amal
disana-sini?, Pada kesemuanya setiap usaha amal-beramal memnag baik
asala sesuai dengan porsi dan posisinya, jadi pada kesimpulannya,,
generasi kan butuh belajar dengan baik agar kelak mereka bisa lebih
sukses dari generasi yang sudah ada tanpa kesulitan masalah uang!
Dengan kegiatan bekerja mereka mendapat uang, dengan kegiatan
berwiraswasta mereka belajar mandiri, dengan kegiatan yang dikelola
bersama merekan belajar bekerja sama. Selanjutnya,, pak,, buk,,
pengurus yayasan,, jangan ajari anak-anak itu untuk mengemis,, namun
ajak mereka untuk lebih kreatif dan kebih mandiri,, sehingga sepulang
dari yayasan nanti tercetak menjadi anak yatim yang bermental sukses
bekerja untuk mendapat penghasilan,, bukan mahir membuat proposal.,

--
agus_ngawi 085733246907

No comments:

Post a Comment